Thursday, November 25, 2010

Tanya Jawab Filsafat


1.      Apa yang membedakan ilmu pengetahuan dan filsafat ?
Ilmu pengetahuan adalah hasil pemikiran yang menggunakan cara tertentu (sistematis), runtut (metodis) dan berhubungan (koheren) dengan pemikiran sebelumnya tentang sebagian bidang dari apa yang ditangkap oleh panca indera. Sedangkan Filsafat adalah hasil pemikiran yang menggunakan cara tertentu (sistematis), runtut (metodis) dan berhubungan (koheren) dengan pemikiran sebelumnya tentang seluruh kenyataan atau semua bidang baik yang dapat ditangkap oleh panca indera maupun tidak.

2.      Apa yang mendorong manusia untuk berfilsafat ?
a.       Keheranan, yaitu rasa kagum atau senang terhadap sesuatu hal, sehingga melahirkan pola pikir dan menghasilkan tindakan.
b.      Kesangsian, yaitu perasaan yang dihasilkan oleh panca indera tentang  ketidak percayaan terhadap sesuatu.
c.       Kesadaran akan keterbatasan, yaitu manusia sadar bahwa apa yang dimiliki hanyalah sedikit dibandingkan dengan apa yang ada di semesta ini.

3.      Kapan filsafat diperlukan ?
Sebelum dan sesudah ilmu pengetahuan.

4.      Apa cabang Filsafat ?
Cabang filsafat adalah yang membagi filsafat menjadi empat bidang induk, yaitu:
a.      Filsafat tentang pengetahuan
Adalah filsafat yang membahas tentang hasil pemikiran yang sistematis, metodis dan koheren tentang sebagian bidang dari apa yang dapat ditangkap oleh panca indera, diantaranya :
1.      Epistemologi, yaitu cabang filsafat yang membahas pertanyaan-pertanyaan tentang kemungkinan-kemungkinan, batas-batas, asal dan jenis-jenis pengetahuan.
2.      Logika, yaitu cabang filsafat yang membahas tentang kesehatan cara berfikir, aturan-aturan mana yang harus dihormati supaya pernyataan-pernyataan kita sah.
b.      Filsafat metafisika
Adalah filsafat yang membahas tentang hubungannya dengan segala sesuatu yang ada. Filsafat metafisika di bagi dua:
1)     Metafisika umum, yaitu cabang filsafat yang hanya membahas segala sesuatu sejauh itu ada, biasanya disebut ontologi.
2)     Teologi metafisik, yaitu cabang filsafat yang membahas tentang Tuhan, lepas dari agama dan wahyu.
c.       Filsafat tentang alam
Adalah filsafat yang membahas tentang hubungannya dengan dunia, diantaranya:
1)     Antropologi, yaitu cabang filsafat yang membahas tentang manusia.
2)     Kosmologi, yaitu cabang filsafat yang membahas tentang dunia.
d.      Filsafat tindakan
Adalah filsafat yang membahas tentang hubungannya dengan tingkah laku manusia, diantaranya:
1)     Etika, yaitu cabang filsafat yang membahas tentang praksis manusiawi atau cara bertindak manusia ditentukan oleh suatu norma.
2)     Estetika, yaitu cabang filsafat yang membahas tentang keindahan.

5.      Bagaimana sejarah filsafat ?
Sejarah filsafat dapat dijelaskan melalui sejarah filsafat India, sejarah filsafat Cina dan sejarah filsafat Barat.
            a.         Filsafat India
1)      Filsafat India: Kebudayaannya mengajarkan bahwa kita hidup di dunia ini tertahan dalam roda reinkarnasi yang terus menerus.
2)      Filsafat India: Keyakinan bahwa ada kesatuan fundamental antara manusia dan alam.
3)      Zaman-zaman periode besar filsafat India antara lain:
a)      Zaman Weda (2000 SM - 600 SM).
b)      Zaman Skeptisme/Reaksi (600 SM – 300 M).
c)      Zaman Puranis (300 M – 1200 M).
d)     Zaman Muslim (1200 M – 1757 M).
e)      Zaman Modern (1757 M – 1968 M).
b.   Filsafat Cina
1)      Filsafat Cina: Kebudayaannya mengajarkan bahwa manusia sendiri dapat menentukan nasib dan tujuannya.
2)      Filsafat Cina: Antroposentris dan Pragmatis, slalu mengajarkan bagaimana manusia harus bertindak supaya keseimbangan antara dunia dan surga tercapai.
3)      Zaman-zaman periode besar filsafat Cina antara lain:
a)      Zaman Klasik (600 SM – 200 SM).
1)      Konfusianisme (551 SM – 497 SM).
2)      Taoisme (sekitar 550 SM).
3)      Mohisme (470 SM - 391 SM).
4)      Fa Chia/Legalisme.
5)      Yin-Yang.
6)      Ming Chia/Sofisme.
b)      Zaman Neo-taoisme dan Buddhisme (200 SM – 1000 M).
c)      Zaman Neo-konfusianisme (1000 M – 1900 M).
d)     Zaman Modern (1900 - sekarang).
c.   Filsafat Barat
1)      Filsafat Barat: Kebudayaannya mengajarkan bahwa manusia dan dewa-dewa semua dikuasai oleh suatu nasib buta.
2)      Filsafat Barat        : Rasionalisme dan Empirisme.
3)      Zaman-zaman periode besar filsafat Barat antara lain:
a)      Zaman Kuno (600 SM – 400 SM).
1)      Permulaan.
2)      Puncak Zaman klasik.
3)      Hellenisme.
b)      Zaman Patristik dan Skolastik (400 SM – 1500 M).
c)      Zaman Modern (1500 M – 1800 M).
1)      Zaman Renesanse.
2)      Zaman Barok.
3)      Zaman Fajar Budi.
4)      Zaman Romantik.
d)     Zaman Masa Kini (setelah 1800 M).
1)      Positivisme.
2)      Marxisme.
3)      Eksistensialisme.
4)      Fenomenologi.
5)      Pragmatisme.
6)      Neo-kantianisme dan Neo-tomisme.
7)      Aliran-aliran paling baru.

6.      Apa pengertian filsafat logika ?
Filsafat Logika adalah filsafat yang membahas tentang aturan dan cara berfikir untuk mencapai kebenaran.

7.      Bagaimana cara berfikir filsafat logika?
Cara berfikir filsafat logika ada dua macam, yaitu:
a.       Induksi, yaitu berfikir dari soal-soal yang khusus membawanya kepada kesimpulan-kesimpulan umum.
b.      Deduksi, yaitu mengambil kesimpulan (pengertian) khusus dari kesimpulan-kesimpulan umum.

8.      Apa pengertian filsafat metafisika ?
Filsafat metafisika adalah filsafat yang membahas tentang keberadaan sesuatu dibalik materi (immateri).

9.      Apa pengertian filsafat etika ?
Filsafat Etika adalah filsafat yang membahas tentang prilaku manusia dilihat dari baik dan buruk.

10.  Apa pengertian filsafat estetika ?
Filsafat estetika adalah filsafat yang membahas tentang / wujud / bentuk sesuatu dari indah tidaknya.

11.  Bagaimana biografi dan pemikiran al-Kindi ?
a.      Biografi al-Kindi
Nama dan nasabnya al-Kindi dalam islam adalah Abu Yusuf Ya`qub ibn Ishaq ibn Shabbah ibn Imran ibn Isma`il ibn Muhammad ibn al-Asy’ath ibn Qais al-Kindi. Tahun kelahiran dan kematian al-Kindi tidak diketahui secara jelas. Namun diduga tahun kelahirannya pada masa-masa terakhir dari kehidupan ayahnya yang meninggal pada zaman Khalifah Harun al-Rasyid. Khalifah ini meninggal pada tahun 193 H./808 M. Ayahnya, Ishaq, adalah gubernur Kufah di masa pemerintahan al-Mahdi (775-785) dan al-Rasyid (786-809). Jadi kira-kira disekitar abad kesembilan Masehi al-Kindi dilahirkan. Menurut T.J. De Boer dan Syekh Mustafa Abd. Razik al-Kindi lahir pada sekitar tahun 185 H./801 M. Salah satu kelebihan al-Kindi adalah menghadirkan filsafat Yunani kepada kaum Muslimin setelah terlebih dahulu mengislamkan pikiran-pikiran asing tersebut.
Al-Kindi adalah filosof Arab pertama yang memelopori penerjemahan sekaligus mengenalkan tulisan atau karya-karya para filosof Yunani di dunia Islam. Memang, secara etnis, al-Kindi lahir dari keluarga berdarah Arab yang berasal dari suku Kindah keturunan raja, salah satu suku besar daerah Jazirah Arab Selatan. terutama pada abad pertengahan di masa pemerintahan khalifah al-Ma’mun (813-833) yang mengundangnya untuk mengajar di Baitul Hikmah. Dan memang, sejak didirikannya Bayt al-Hikmah oleh al-Ma’mun, al-Kindi sendiri turut aktif dalam kegiatan penerjemahan ini. Di samping menerjemah, al-Kindi juga memperbaiki terjemahan-terjemahan sebelumnya. Karena keahlian dan keluasan pandangannya, ia diangkat sebagai ahli di istana dan menjadi guru putra Khalifah al-Mu’tasim, Ahmad. Al-Kindi hidup di masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah, mulai dari khalifah al-Amin (809-813), al-Ma’mun (813-833), al-Mu’tashim (833-842), al-Watsiq (842-847), dan al-Mutawakkil (847-861).
Al-Kindi hidup dalam atmosfer intelektualisme yang dinamis saat itu, khususnya di Baghdad dan Kufah, yang berkembang beragam disiplin ilmu pengetahuan: filsafat, geometri, astronomi, kedokteran, matematika, dan sebagainya. Al-Kindi tidak hanya dikenal sebagai penerjemah, tetapi juga menguasai beragam disiplin ilmu lainnya, seperti kedokteran, matematika, dan astronomi. Tetapi, di antara sekian banyak ilmu, ia sangat menghargai matematika. Hal ini disebabkan karena matematika, bagi al-Kindi, adalah mukaddimah bagi siapa saja yang ingin mempelajari filsafat. Mukaddimah ini begitu penting sehingga tidak mungkin bagi seseorang untuk mencapai keahlian dalam filsafat tanpa terlebih dulu menguasai matematika. Matematika di sini meliputi ilmu tentang bilangan, harmoni, geometri dan astronomi.
Al-Kindi wafat pada 256 H./869 M. (L. Massignon), 260 H./873 M. (C. Nallino), 257 H./ 870 M. (T.J . De Boer), dan Syeikh Mustafa Abd. Razik menduga al-Kindi wafat pada tahun 252 H./864 M.
b.      Pemikiran al-Kindi
Menurut al-Kindi, agama dan filsafat tidak mungkin bertentangan. Agama di samping sebagai wahyu juga menggunakan akal, Bagi al-Kindi, orang yang menolak filsafat bisa dianggap kafir, karena dia telah jauh dari kebenaran, meskipun dirinya menganggap paling benar. dan filsafat juga menggunakan akal.
Jika terjadi pertentangan antara nalar logika dengan dalil-dalil agama dalam al-Qur’an, mestinya ditempuh dengan jalan ta’wīl (interpretasi, kontekstualisasi, atau rasionalisasi atas teks-teks keagamaan). Hal ini karena dalam bahasa (termasuk bahaa Arab), terdapat dua makna: makna hakīkī (hakikat, esensi) dan makna majāzī (figuratif, metafora).
Namun demikian, menurut al-Kindi, memang terdapat perbedaan dari segi sumber data (informasi) antara agama dan filsafat. Agama diperoleh melalui wahyu tanpa proses belajar. Sedang filsafat diperoleh melalui proses belajar (berpikir dan berkontemplasi). Sedang dari segi pendekatan dan metode, agama dilakukan dengan pendekatan keimanan, sedang filsafat dilakukan dengan pendekatan logika.
Al-Kindi juga menyinggung soal jiwa manusia, masalah jiwa menurut al-Kindi tidak terlepas dari apa yang telah digariskan sebelumnya oleh Aristoteles. Dalam hal ini, ia mengemukakan dua definisi jiwa yang jelas bersumber dari Aristpteles. Jiwa menurut al-Kindi adalah “kesempurnaan pertama bagi jisim alami yang memiliki kehidupan secara potensial”. Dan pada tempat lain ia mengatakan “kesempurnaan jisim yang alami yang organis yang menerima kehidupan”. Perbedaan dua definisi tersebut hanya redaksional tidak pada pengertian.
Adapun hakikat jiwa, al-Kindi menegaskan bahwa jiwa itu “jauhar tunggal (jauhar basith) berciri ilahi lagi ruhani, tidak panjang, tidak dalam dan tidak lebar”.
Menurut al-Kindi daya-daya jiwa ada dua jenis yang besar, yakni Daya inderawi (al-Quwwah al-Hissiyyah) dan daya akal/pikiran (al-Quwwah al-‘Aqliyyah).
1)      Daya Inderawi
Daya ini ada alatnya yang berwujud panca indera. Ia menangkap bentuk-bentuk objek inderawi yang merupakan muatan dalam materinya. Tapi, ia tidak dapat merangkaikan  bentuk-bentuk tersebut. Daya pengindera menurut al-Kindi bukanlah suatu selain jiwa. Ia juga tidak berada dalam jiwa, seperti anggota badan pada badan, melainkan ia sendiri adalah jiwa. Jadi, pengindera dan yang diinderawi adalah suatu kesatuan dalam jiwa dan semua yang diinderawi itu adalah materi. Dan bentuk-bentuk materi yang parsial sajalah yang terletak di bawah pengamatan indera.
2)      Daya akal atau pikiran
Daya ini berfungsi untuk mengetahui bentuk-bentuk sesuatu yang terlepas dari materi, yakni bentuk-bentuk yang abstrak. Al-Kindi membagi daya akal atau akal ini dalam empat bagian :
1)      Akal aktif.
2)      Akal potensial.
3)      Akal aktual.
4)      Akal lahir.
Yang dimaksud oleh al-Kindi dengan “akal aktif” adalah serupa dengan “sebab pertama” dalam konsepsi aristoteles adalah Tuhan. Akal ini senantiasa dalam keadaan aktif karena ia sebab bagi apa yang terjadi pada jiwa manusia khususnya dan pada ala mini umumya.
Adapun tiga akal yang lain, ia adalah jiwa itu sendiri. Jiwa merupakan “akal potensial” sebelum ia memikirkan objek pemikiran (ma’qulat), dan setelah memiliki objeknya, maka ia beralih menjadi “akal aktual”, penyebabnya adalah “akal aktif”. Jiwa dalam tingkat “akal aktual” telah memiliki dan menguasai objek pemikirannya, sehingga ia dapat menggunakannya kapan ia kehendaki. Dalam hal ini, objek tersebut telah merupakan malakah atau qunyah (habitus) bagi jiwa. Dalam tingkat terakhir, akal disebut “akal lahir” jika ia telah menggunakan malakah tersebut dalam kenyataan. Untuk ini, al-Kindi memberi contoh “menulis” yang terdapat dalam jiwa sebagai bentuk pengetahuan menulis, lalu dipergunakan untuk menulis oleh si penulis kapan saja ia kehendaki.

12.  Bagaimana biografi dan pemikiran al-Farabi ?
Biografinya:
a.       Nama lengkapnya: Abu Nazar Muhammad ibnu Muhammad ibnu Farhan ibnu Tarkhan ibnu al-Zalat atau yang dikenal dengan al-Farobi.
b.      Tahun kelahirannya: 259 H atau 872 M.
c.       Tahun kematiaanya: 339 H atau 991 M.
Pemikirannya:
a.       Aneka pemikiran dalam filsafat adalah satu.
b.      Bahwa alam ini tercipta pancaran alam zat Allah yang di sebut dengan filsafat emanasi.
c.       Tentang jiwa: “bahwa jiwa mempunyai dua daya, yaitu:
1)      Daya penggerak. Daya penggerak dibedakan menjadi dua, yaitu :
a)      Daya menumbuhkan.
b)      Daya keinginan.
2)      Daya untuk mengetahui. Daya untuk mengetahui di bedakan menjadi tiga, yaitu:
a)      Daya penginderaan.
b)      Daya Intuisi.
c)      Daya berfikir.
d.      Filsafat politik.
Menurut al-Farobi, Negara adalah jajaran dalam Negara harus berfungsi sesuai tubuh, terpisah dalam kontrol. Sedangkan Kepala Negara adalah yang memiliki akal mustafak, yaitu dimana seseorang mampu mendapatkan ilham yang mampu berhubungan dengan metafisika. Dan akal merupakan Fa’il yang bagi semua orang itu mampu.

13.  Bagaimana biografi dan pemikiran Ibnu Maskawaih ?
Biografinya:
a.       Nama lengkap: Abu ahli ahmad ibnu Muhammad ibnu Ya’kub ibnu Maskawaih.
b.      Tahun kelahirannya : 330 H atau 932 M.
c.       Tahun kematiaanya : 421 H atau 1030 M.
Pemikirannya:
a.       Jiwa itu yang mengalami suka duka.
b.      Hakikat akhlak yaitu pengaturan tingkah laku manusia untuk menuju kebahagiaan secara individu dan masyarakat.
c.       Jiwa memiliki tiga daya, yaitu:
1)      Daya berfikir.
2)      Daya marah.
3)      Daya keinginan.

14.  Bagaimana biografi dan pemikiran Ibnu Siena ?
Biografinya:
a.       Nama lengkap: Abu Ali al-Khusain ibnu Abdullah ibnu Hasan ibnu Ali ibnu Sina.
b.      Tahun kelahirannya: 370 H atau 980 M.
c.       Thun kematiannya: 428 H atau 1037 M.
Pemikirannya:
a.       .Ilmu teoritis tentang wujud Allah swt.
1)      Wajibul wujud adalah (Allah itu tunngal tidak butuh orang lain).
2)      Mukminul wujud ada karena munculnya wajibul wujud.
b.      Jiwa itu di bedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1)      Jiwa nabati, yaitu makan berkembang biak.
2)      Jiwa hewani, yaitu gerak dan menangkap.
3)      Jiwa insani, yaitu nabati, hewani, berfikir (teoritis dan praktis).

15.  Bagaimana biografi dan pemikiran al-Ghozali ?
                        Biografinya:
a.       Nama lengkap: Abu Hamid Muhammad ibnu Muhammad ibnu Muhammad ibnu Ahmad al-Ghozali.
b.      Tahun kelahiranya: 450 H atau 1058 M.
c.       Tahun kematiannya: 505 H atau 101 M.
Pemikirannya:
a.       Alam itu berdiri sendiri dan tidak diciptakan.
b.      Allah mengetahui hal yang umum dan hal-hal yang kecil.
c.       Kebangkitan manusia itu dari jiwa dan jasmaninya.

16.  Bagaimana biografi dan pemikiran Ibnu Bajjah ?
                        Biografinya:
a.       Nama lengkap: Abu Bakar Muhammad ibnu Yahya al-Said.
b.      Tahun kelahiran: 474 H atau 1082 M.
c.       Tahun kematian: 533 H atau 1138 M.
                        Pemikirannya:
a.       Ibnu badjah mengatakan bahwa cara mencari pengetahuan adalah dengan akal.
b.      Tujuan hidup manusia untuk memperoleh kebahagiaan–kebahagiaan. Pencapaian dalam hidup tanpa mengharapkan keuntungan apapun.

17.  Bagaimana biografi dan pemikiran Ibnu Thufail ?
Biografinya:
a.       Nama lengkapnya: Abu Bakar Muhammad ibnu Muhammad ibnu Abdul Malik ibnu Muhammad ibnu Min Muhammad ibnu Thufail al-Qissy.
b.      Tahun kelahirannya: 506 H atau 1110 M.
c.       Tahun kematiaanya: 581 H atau 1185 M.
Pemikirannya:
a.       Ibnu Thufail menulis metode khayalan yang berjudul ”hayy ibn yazaqhzan”, bahwa ada 3 macam yang menggunakan metode tersebut yaitu:
1)      Ijahsal: manusia yang selalu menggunakan akal/Rasional.
2)      Ulama: bahwa yang mengerti apa isi kitab suci.
3)      Hayy ibn yazaqhzan: adalah seorang yang berkembang dalam lingkungan dan dunia binatang.
Ketiga metode tersebut yaitu sama-sama mencari keberadaan Tuhaanya melalui kitab suci.
b.      Ibnu Thufail juga menjelaskan bahwa keberadaan Tuhan, maka ada 3 pendekatan:
1)      Kitab suci
2)      Akal
3)      Pengamatan observasi
c.       Hal tersebut sama pentingnya untuk mendapatkan kebenaran, dari kitab suci manusia bisa membuktikan kebenarannya dari pengamatan tersebut.

18.  Bagaimana biografi dan pemikiran ibnu Rusd ?
                        Biografinya:
a.       Nama lengkapnya: Abi Malik Muhammad ibnu al- Madb Muhammad ibnu Ahmad ibnu Rusd.
b.      Tahun kelahirannya: 520 H atau 1126 M
c.       Tahun kematianya: 9 syafar 595 H atau 11 desember 1198 M
                        Pemikirannya:
a.       menurut Ibnu Rusd alam ini tidak kekal memang Allah swt tidak mau mengetahui yang kecil karena adanya potensi kekafiran yang sudah di berikan akan hal itu,
b.      Menurut filosof al-Ghozali tentang bangkitnya dari kubur itu konsisten
c.       Allah tidak mau mengetahui sesuatu hal yang kecil karena sudah adanya malaikat.

Filsafat logika


Nama        : M. Kanzul Fikri Aminuddin
NIM          : C02210044
Cosma      : Muamalah B
Study        : Pengantar Filsafat
Dosen        : Abdullah M.Ag.

1.      Apa pengertian filsafat logika ?
Filsafat Logika adalah filsafat yang membahas tentang aturan dan cara berfikir untuk mencapai kebenaran.
2.      Bagaimana cara berfikir filsafat logika?
Cara berfikir filsafat logika ada dua macam, yaitu :
a.       Induksi, yaitu berfikir dari soal-soal yang khusus membawanya kepada kesimpulan-kesimpulan umum.
b.      Deduksi, yaitu mengambil kesimpulan (pengertian) khusus dari kesimpulan-kesimpulan umum.